HUT ke-42 Santa Theresia Depok: Saatnya Guru dan Pendidik ‘Healing’ ke Pantai Anyer

Santatheresiadepok.sch.id – Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Santa Pelindung Persekolahan Santa Theresia Depok–Santa Theresia dari Lisieux atau Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus–pada 1 Oktober 2022, para guru dan tenaga pendidikan (jajaran Yayasan Yohanes Paulus Depok dan karyawan) berwisata ria ke pantai Anyer, Jawa Barat, Sabtu pekan lalu.

Ini momen terindah karena para guru dan tenaga pendidik mengekspresikan sukacita secara bersama-sama, karena oleh Berkat Kasih Tuhan persekolahan Santa Theresia Depok terus berkembang selama empat dekade ini.

Meski diterpa pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir, kegiatan sekolah Santa Theresia Depok terus berjalan, dan perkembangan kognifif, psikomotor, dan afeksi siswa tak mengalami kevakuman.

Fransiskus Belida Oleona, Sekretaris Yayasan Yohanes Paulus Depok, dengan begitu mantap memperkenalkan para guru dan tenaga pendidik kebanggaan, saat menjamu Romo Agus Surianto Himawan, anggota Pembina Yayasan yang baru, yang juga Pastor Paroki Santo Herkulanus Depok, pada acara potong tumpeng HUT ke-42 Santa Theresia Depok kemarin.

Dengan total jumlah siswa yang saat ini melampaui 500 siswa, Frans mengapresiasi para guru dan tenaga pendidik, juga stakeholder lainnya, yang setia berbakti dan mengabdikan diri bagi persekolahan Santa Theresia Depok.

“Semoga kita dapat membantu pemerintah, gereja, mendidik anak-anak menjadi anak yang berguna bagi gereja dan bangsa,” ujar Frans, lalu juga memperkenalkan para pembina, pengawas, pengurus yayasan, kepala sekolah dari 3 unit (PG/TK, SD, SMP).

Pius Sani Herin, Ketua Pembina Yayasan, juga mengapreasiasi sebagian sosok yang telah mengabdi untuk persekolahan Santa Theresia Depok selama 15 tahun dan 20 tahun.

Pius pun menegaskan kembali eksistensi persekolahan Santa Theresia Depok, sebagaimana diamanatkan para pendirinya dalam hubungan dengan Paroki Santo Herkulanus Depok.

“Sebagai insan gereja sejak awal kita ingin supaya sesuai pandangan para pendiri, visi mereka adalah bahwa kalau Gereja Herkulanus suatu saat menjadi paroki maka yayasan ini harusnya menjadi sarana paroki. Visi sekolah kita melayani umat dan pelayanan kita paling ujung adalah menjadi pendidik untuk menyiapkan anak-anak kita di paroki ini menjadi umat paroki yang handal di kemudian hari. Di tengah kekurangan, kesulitan, dan sebagainya misi pelayanan ini harus tetap kita dahulukan,” demikian tutur Pius.

Terkait kegiatan wisata ke Anyer, Pius mengaku sangat bangga karena para guru dan tenaga pendidik sungguh melebur begitu serasi sepanjang satu hari refresing otak (healing) ke pantai Anyer.

“Ini (ke Anyer-red)) momentum sangat baik untuk ciptakan suasana kekeluargaan kita. Dan potong tumpeng hari ini (kemarin-red) harus lebih mempererat kita untuk menjaga suasana kekeluargaan kita. Jadikan Theresia suatu tempat dimana kita boleh melayani tetapi juga mendewasakan. Santa Theresia harus menjadi tempat untuk kita meng’asih diri,” pinta Pius.

Healing ke pantai Anyer diwarnai keseruan luar biasa, termasuk mengasah kecerdasan motorik para guru dan pendidik lewat permainan tebak kata, ketangkasan merespon instruksi, keahlian menciptakan kreativitas gerak, juga keintiman bersetubuh dengan alam pantai dan laut.***

Tinggalkan Balasan

thirteen + 8 =