Sekolah Santa Theresia Depok Gelar Apel Pertama Siswa Setelah 2 Tahun Pandemi

Oleh Mega Safira*)

Santatheresiadepok.sch.id – Sekolah Santa Theresia Depok, Jawa Barat, akhirnya menggelar apel siswa pertama kali pada Senin (30/5/22) setelah kegiatan di sekolah di seluruh Jawa dan Bali ditiadakan akibat merebaknya pandemi Covid-19.

Yayasan Yohanes Paulus Depok yang menaungi Sekolah Santa Theresia Depok, berikut pimpinan sekolah (TK/PG, SD, SMP), dan para guru, karyawan sigap menyambut penuh keceriaan seluruh siswa dalam apel pertama setelah dua tahun lebih pandemi.

Dalam apel itu, pimpinan sekolah Santa Theresia Depok memberi semangat kepada seluruh siswa, dan secara bersama-sama mendaraskan doa kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, terutama karena perlindungan Tuhan sehingga seluruh komunitas sekolah Santa Theresia Depok, terutama para siswa, terselamatkan dari virus Covid yang mematikan.

“Selamat ya anak-anak, bisa datang ke sekolah kembali,” demikian Kepala Sekolah SD Santa Theresia Depok, Seconingsih Kristiana, M.Pd., menyapa siswanya di apel pertama Senin. Seconingsih pun mengingatkan seluruh siswa SD untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) di lingkungan sekolah.

Ketua Pengurus Yayasan, Simon Zelotes, juga menandaskan pihak sekolah dan yayasan mengikuti perkembangan pandemi, dan mengikuti keputusan pemerintah untuk boleh memulai kegiatan sekolah di sekolah (pembelajaran tatap muka/PTM) secara penuh (100 persen).

“Pandemi sudah turun sekali, dan mulai minggu kemarin kita coba dulu, masih bergiliran tapi sekarang hanya sampai jam 10 lewat. Kita pelan-pelan menyesuaian, jika situasi terus membaik maka kita akan terapkan jam pelajaran normal hingga jam 12 siang,” ujar Simon.

Pada Senin, hari pertama seluruh siswa datang ke sekolah dan apel bersama di halaman sekolah, tampak situasi yang riuh, karena pelataran sekolah penuh sesak dengan siswa dan orangtua siswa. Keceriaan siswa, bermain-main di halaman usai pelajaran sekolah, sungguh memberi harapan baru.

Betapa tidak? Dua tahun lebih belajar dari rumah via zoom, sebagian besar siswa mengalami loss learning (kemunduran dalam belajar). Dan ini tugas dan tanggung jawab para pendidik untuk memulihkan cara belajar siswa, terutama kecerdasan dan karakter.

Seconingsih pun berjanji, bersama seluruh pendidik, jajaran di yayasan, berikut karyawan dan orangtua siswa, untuk bersama-sama mewujudkan sekolah ramah anak.***

*) Penulis adalah Guru di Santa Theresia Depok, Jawa Barat

Tinggalkan Balasan

five − five =