Santatheresiadepok.sch.id – Tak bisa dipungkiri, sebagian besar siswa mengalami loss learning (kemunduran dalam belajar) selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) hampir 2 tahun lebih di tengah pandemi Covid-19.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui zoom (daring) tentu tidak maksimal dan efektif, karena lingkungan dan situasi di rumah mempengaruhi cara belajar dan sikap anak atau siswa.
Aspek kejujuran dan karakter praktis menjadi sorotan selama masa PJJ, karena sebagian siswa tidak mandiri mengerjakan tugas, soal ulangan harian dan ujian.
“Pasti ada orangtua yang membantu anak mereka saat mengerjakan tugas atau ulangan dan ujian. Padahal kita berharap orangtua bisa sendiri melihat kesanggupan anak dalam pembelajaran, bukan hanya ingin anak mereka dapat nilai bagus, karena itu anak dibantu,” ujar Kepala Sekolah SD Santa Theresia Depok, Seconingsih Kristiana, M.Pd.
Seconingsih memahami jika siswa mengalami kemunduran pembelajaran (loss learning) selama masa PJJ, maka guru-guru SD Santa Theresia Depok akan fokus mengembalikan kemampuan riil anak atau siswa seiring dengan dimulainya PTM.
“Kita memahami siswa alami loss learning selama masa PJJ karena belajar tidak maksimal, kurang fokus. Dengan PTM, meski bertahap ini, kita ingin ujian dilakukan di sekolah saja. Kita akan fokus pada aspek kejujuran anak, karakter, berikut ketrampilan dalam menulis dan menjawab. Maklum, selama masa PJJ, siswa cenderung hanya copy paste dari Google untuk soal atau tugas esai,” papar Seconingsih.
Hari ini (4/4/2022), SD dan TK Santa Theresia memulai PTM, sementara SMP telah lebih dulu menggelar PTM. Untuk SD, kata Cici, PTM dilakukan untuk 8 kelas, selama 4 jam sehari. Kelas 1-4 melakukan PTM 50%, sedangkan Kelas 5-6 melakukan PTM 100% (masuk setiap hari).
“Kelas 6 mau persiapan ujian, dan minggu depan sudah mulai try out, disusul ujian praktek. Guru-guru tetap sehat dan siaga untuk memberi pelajaran secara maksimal selama PTM bertahap ini,” pungkas Seconingsih.***