Dirgahayu RI ke-79, Pius Sani Herin : Siswa SanTher Punya Karakter Pancasila, Merdeka dari Kebodohan

Santatheresiadepok.sch.id – Apakah siswa sudah merdeka? Ini pertanyaan reflektif bagi siswa di SD dan SMP Santa Theresia Depok, juga PG/TK, bertepatan dengan momen HUT Kemerdekaan RI ke-79.

Merdeka bisa diartikan dalam beberapa konteks. Jika dilihat dari sudut pandang Kurikulum Merdeka yang diterapkan di Indonesia, “merdeka” di sini berarti siswa memiliki kebebasan yang lebih besar dalam belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka.

Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi guru untuk menyesuaikan pembelajaran dan bagi siswa untuk belajar dengan cara yang paling sesuai dengan mereka.

Namun, apakah siswa benar-benar merasakan “kemerdekaan” dalam belajar ini sangat tergantung pada bagaimana kurikulum ini diimplementasikan di sekolah, seberapa siap guru dan fasilitas pendukungnya, serta bagaimana siswa merespons kebebasan yang diberikan.

Sementara itu, Pius Sani Herin, pembina Yayasan Yohanes Paulus Depok yang menaungi Persekolahan Santa Theresia Depok, justru menyoroti hal yang berbeda. Dia mengatakan Bangsa Indonesia belum merdeka seluruhnya, salah satunya merdeka dari kebodohan.

Karena itu, Pius memberi perhatian khusus bagi siswa dan guru untuk mengembangkan visi baru Persekolahan Santa Theresia Depok, disampaikannya pada Apel Upacara Bendera 17 Agustus 2024 pada Sabtu pekan lalu.

“Sekolah ini dibangun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan mulai semester ini sekolah ini memiliki visi baru. Semua siswa harus memiliki karakter, karakter Katolik dan karakter Pancasila.

Harapannya, tamat dari Theresia, siswa miliki karakter, dengan agama yang kuat, jiwa Pancasila yang bagus. Tandanya dari sikap dan perilaku yang dibentuk selama di Theresia, pengetahuan, skill/ketrampilan, nilai yang diserap, dan kemauan untuk mempraktekkan semua ini.

“Karakter yang kita bangun harus terlihat dalam perliku hidup sehari-hari, ditunjukkan lewat perbuatan, maka ada perbuatan-perbuatan yang menjadi contoh, perilaku bapa ibu guru jadi bahan tiruan paling utama, guru digugu, guru ditiru.

“Mari kita siapkan diri kita selama masih berada di Theresia, ikuti semua proses ini, belajar dengan baik, kerja tugas dengan benar, mengikuti perbuatan-perbuatan yang baik yang dicontohkan, punya keinginan untuk berbuat sebagaimana yang anda tahu dan pelajari.

“Jika merokok itu tidak sehat, jangan merokok. Cuci tangan itu sehat, rajinlah cuci tangan. makan makanan bergizi dan berprotein tinggi (untuk kecerdasan),” tutur Pius.*

Tinggalkan Balasan

1 × five =