Santatheresiadepok.sch.id – Yayasan Yohanes Paulus Depok yang menaungi persekolahan Santa Theresia Depok, bersama para guru dan karyawan, mengadakan rekoleksi sehari untuk penyegaran rohani berikut memperekat kebersamaan. Rekoleksi diadakan pada Rabu (13/7/23) di Wisma/Resort Kinasih, Tapos, Kecamatan Cimanggis, Kabupaten Bogor.
Seluruh para guru (PG/TK-SD-SMP) dan karyawan, juga jajaran di Yayasan–seluruhnya berjumlah sekitar 60 orang lebih–mengikuti rekoleksi penuh keceriaan dan sukacita, kemudian diteguhkan dalam misa bersama Romo Jimmy Rampengan dan Frater Vinsen.
Ketua Panitia Rekoleksi, Seconingsih Kristiana, M.Pd, yang juga Kepala Sekolah SD Santa Theresia Depok, mengatakan Rekoleksi mengusung tema ‘Dipanggil dan Diutus untuk Menjadi Berkat’.
“Perlu dikuatkan seluruh personil di persekolahan Santa Theresia Depok. Rekoleksi menguatkan kita kembali, merangsang semangat dan mencerahkan pikiran kita,” ujarnya saat memberi sambutan.
Simon Zelotes, Ketua Yayasan Yohanes Paulus Depok, juga mengapresiasi kerja keras semua unsur–guru-karyawan-jajaran di yayasan–sehingga mengembangkan persekolahan Santa Theresia Depok hingga pada situasi membanggakan hari ini. “(Untuk itu), sebelum memasuki tahun ajaran baru, kita perlu refresh..penyegaran,” ujarnya.
Saat ini jumlah murid di persekolahan Santa Theressia Depok (PG/TK-SD-SMP) mencapai lebih dari 600 orang, dengan jumlah guru dan karyawan sekitar 60 orang lebih.
Romo Jimmy, yang pernah menjabat Ketua Yayasan Yohanes Paulus Depok, sangat kagum. “Dulu saya diminta menjadi Ketua Yayasan untuk membantu sekolah Santa Theresia yang sedang sulit, ibarat paku yang sudah berkarat. Waktu itu sekolah ini seperti perahu kecil dengan murid yang sedikit, hanya PG/TK dan SD, tapi sekarang sudah menjadi kapal besar dengan murid 600 orang. Ini luar biasa,” ungkapnya.
Romo Jimmy, yang saat ini Pastor Paroki Santo Matheus Depok, pun memberi apresiasi dan semangat bagi para guru dan karyawan juga jajaran di yayasan. “Ini berkat kerja keras guru yang mengajar secara kreatif. Ini tugas yang mulia. karena anda dipanggil dan diutus menjadi berkat.”
Romo Jimmy mengapresiasi para guru Santa Theresia Depok yang tetap berjalan bersama (bersinode) dengan yayasan, karyawan, dalam mengembangkan persekolahan Santa Theresia, tetap semangat dalam pelayanan, mendidik murid-murid menjadi pintar, bijaksana, saleh, guru-guru yang mau berkorban, bersikap rendah hati satu terhadap yang lain, saling membantu, memperhatikan, meringankan beban salib (baca: masalah/persoalan).
“Dipanggil dalam arti spiritualitas berarti mengikuti Yesus yang juga Guru, yang mengantar umat pada suatu harapan dan keselamatan. Guru-guru Santa Theresia dipanggil untuk mengantarkan anak-anak pada suatu cita-cita.
“Diutus artinya pergi untuk melaksanakan tugas sesuai pesan. Yesus mengutus murid-murinya untuk memberi kabar suka cita. Demikian Yesus mengutus kita, dengan tidak memandang latar belakang kita.
“Seperti murid-murid yang diperlengkapi oleh Kuasa dari Yesus–untuk menyembuhkan orang sakit atau memberi mujizat, para guru selalu dilengkapi, diupgrade atau diberi pengayaan, agar lebih mengenal seluruh murid berikut psikologi mereka, dan guru bisa membuat murid-murid lebih kreatif dalam belajar.
“Yesus pun mengutus murid-muridNya untuk pergi berdua-dua supaya bisa bekerja sama, tidak sendirian. Demikian para guru di Santa Theresia harus tetap bekerja sama, jadikan teman guru yang lain sebagai rekan diskusi.
“Jangan pernah stres, bosan, namun percayalah bahwa Tuhan, Sang Penyelenggara Ilahi, selalu hadir di tengah-tengah para guru yang berkarya di persekolahan Santa Theresia,” papar Romo Jimmy yang tampil sebagai pembimbing rekoleksi.
Bagaimana mengimplementasikan berkat itu? Romo Jimmy membuat beberapa pertanyaan untuk didiskusikan secara kelompok. Masing-masing unit, PG/TK, SD, SMP, Yayasan pun mempresentasikan hasil diskusi dengan sangat baik.
Di akhir pemaparan, Romo Jimmy menegaskan kembali bahwa menjadi guru itu tugas paling mulia, maka sekali menjadi guru tetaplah menjadi guru. Suasana rekoleksi penuh sukacita, didukung permainan ganti lirik oleh Frater Vinsen, kemudian ditutup dengan perayaan Misa, acara foto bersama, dan makan siang bersama.***